SAJAK.ID – Festival Budaya Kutai Adat Lawas Nutuk Beham sukses digelar dan mendapat pujian dari Kepala Adat Kedang Ipil, Sartin.
Acara yang dibuka pada Jumat (17/5/2024) ini diapresiasi sebagai bagian penting dari tradisi turun temurun masyarakat Kutai Adat Lawas.
Sartin menekankan pentingnya festival ini sebagai simbol kebersamaan antara tamu, masyarakat, dan alam Kedang Ipil. Lebih dari sekadar ritual, Nutuk Beham memiliki makna sakral yang mendalam.
Dalam bahasa lokal, ‘Nutuk’ bermakna menumbuk, sementara ‘Beham’ mengacu pada padi.
Menurut Sartin, Beham berasal dari kata Mbaham yang merujuk pada beras yang dimasukkan ke dalam mulut.
Tujuan dari Nutuk Beham tidak hanya merayakan panen melimpah, tetapi juga menjaga hubungan harmonis antara manusia, alam, dan roh leluhur.
“Ini sebagai bentuk rasa syukur kita kepada leluhur setelah panen padi di ladang,” ungkap Sartin.
Awalnya, Festival Nutuk Beham diselenggarakan saat padi mulai menguning, namun karena perubahan pola panen, kini digelar pada akhir musim panen.
Sartin menegaskan akan dilakukan evaluasi untuk mempertahankan nilai-nilai budaya leluhur.
“Kami akan melakukan evaluasi terhadap festival ini agar tetap mempertahankan nilai-nilai budaya leluhur kita,” tandasnya. (Adv/su)