SAJAK.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kukar akan segera meluncurkan Biaya Operasional Sekolah dan Investasi Sekolah (Boskab) Afirmasi untuk mendukung siswa-siswa dari keluarga kurang mampu di seluruh sekolah negeri di Kukar.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk membantu mengatasi masalah putus sekolah dan memberikan dukungan pendidikan yang lebih merata.
Dengan langkah ini, Disdikbud Kukar berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan akses pendidikan yang merata dan meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Kukar.
Kasi Penjaminan Mutu Kelembagaan SMP Disdikbud Kukar, Emi Rosana Saleh, menjelaskan bahwa Boskab Afirmasi merupakan inisiatif pertama di Kalimantan Timur yang hanya tersedia di Kukar.
Program ini dirancang untuk memberikan bantuan tambahan kepada sekolah-sekolah dengan jumlah peserta didik di bawah batas tertentu, dengan tujuan mengentaskan kemiskinan sesuai dengan visi Bupati Kukar.
“Strategi ini kami lakukan untuk membantu mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan formal dan non formal,” ujar Emi pada Senin (8/7/2024).
Dana Afirmasi akan dialokasikan berdasarkan jumlah peserta didik di setiap tingkatan pendidikan. TK dengan kurang dari 100 siswa akan menerima alokasi Rp 100 juta, SDN dengan kurang dari 150 siswa Rp 125 juta, dan SMPN dengan kurang dari 180 siswa akan mendapat tambahan dana sebesar Rp 150 juta.
Selain itu, program ini juga memberikan bantuan perorang bagi siswa yang membutuhkan, dengan nilai bantuan berbeda untuk setiap paket pendidikan. Paket A akan mendapatkan Rp 1.200.000, paket B Rp 1.500.000, dan paket C Rp 1.800.000.
Emi menekankan bahwa dana ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan sekolah, transportasi, dan prasarana sekolah.
Selain itu, bantuan perorang juga akan diberikan untuk memastikan semua siswa dapat mengikuti pendidikan dengan layak tanpa beban yang berlebihan.
Namun, Emi juga menyoroti pentingnya keadilan dalam pengalokasian dana ini.
“Kami tidak mengharapkan semua siswa menerima bantuan yang sama, karena keadilan juga harus diperhatikan. Misalnya, siswa yang mampu tidak seharusnya mendapatkan bantuan yang sama dengan siswa yang tidak mampu,” ungkapnya.
Dia juga menambahkan bahwa para guru di SMPN telah menawarkan opsi baju olahraga dan baju batik sekolah, dengan bantuan Dana Afirmasi disediakan untuk siswa yang membutuhkan.
“Sekarang, kami hanya menunggu rilis peraturan bupati mengenai penggunaan anggaran untuk memulai implementasi Boskab Afirmasi ini,” tutupnya. (Adv/su)