
SAJAK.ID – Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, terus bergerak maju dengan mengelola berbagai sektor ekonomi produktif, mulai dari perkebunan sawit hingga pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menembus pasar ekspor.
Kepala Desa Teluk Dalam, Supian, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah membenahi lahan sawit seluas delapan hektare di kawasan Stadion Aji Imbut.
Lahan tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Pemerintah Daerah, dan meski belum menghasilkan, pengelolaannya dianggap strategis untuk masa depan pendapatan desa.
“Kami masih dalam proses perbaikan karena sawit sebelumnya tidak terawat. Fokus kami sekarang adalah pemeliharaan,” ujar Supian, Senin (14/4/2025).
Selain sawit, desa ini juga menjalankan program pengadaan beras untuk kebutuhan karyawan rumah sakit sejak 2020. Program ini tidak hanya menjadi sumber pemasukan, tetapi juga memperkuat distribusi hasil pertanian lokal.
Tak kalah menarik, Desa Teluk Dalam sukses mengembangkan produk unggulan UMKM berupa amplang walet, yakni camilan berbasis tepung yang dicampur dengan sarang burung walet. Produk ini telah berhasil diekspor ke luar negeri, seperti Singapura dan Thailand.
“Amplang walet kami sudah menembus pasar ekspor. Bahannya juga dari desa sendiri yang memang punya populasi burung walet,” kata Supian.
Harga amplang walet pun masih terjangkau, berkisar antara Rp25.000 hingga Rp30.000 per 500 mililiter. Inovasi ini mulai dijalankan sejak 2023 dan mendapat pendampingan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kukar yang juga membantu membuka akses ke pasar luar negeri.
Supian berharap beragam inisiatif ini bisa memperkuat pondasi ekonomi desa, baik dari sektor pertanian maupun ekonomi kreatif.
“Kita ingin desa berkembang di berbagai lini. Yang penting semangat warga tetap kuat dan terus mau belajar,” pungkasnya. (Adv)