SAJAK.ID – SDN 005 di Desa Genting Tanah, Kecamatan Kembang Janggut Kukar telah memulai langkah menarik dalam melestarikan bahasa daerah Kutai melalui penerapan dalam Muatan Lokal (Mulok).
Kepala sekolah SDN 005 Genting Tanah, Arhanuddin, mengungkapkan bahwa pihaknya telah membagi porsi pembelajaran bahasa Kutai dalam proses belajar mengajar.
Menurutnya, konsep ini diterapkan dengan porsi 50-50 untuk kelas rendah dan 60-40 untuk kelas tinggi, di mana 60 persen menggunakan bahasa Indonesia dan 40 persen bahasa daerah.
“Walaupun bukunya belum tersedia, para guru tetap berusaha untuk mengenalkan bahasa daerah kepada siswa,” ungkap Arhanuddin, Rabu (15/5/2024).
Menurutnya, pembelajaran bahasa daerah ini penting untuk melestarikan warisan budaya dan menjaga identitas masyarakat Kukar.
Bahasa Kutai, baginya, merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas lokal.
Namun, terkait penggunaan baju adat, Arhanuddin menyatakan bahwa pihaknya belum merencanakan hal tersebut karena berpotensi menjadi beban tambahan bagi orang tua siswa.
Sebagai gantinya, SDN 005 masih menggunakan seragam harian yang sudah ada, dengan baju Pramuka pada hari Sabtu sebagai wujud dukungan terhadap kegiatan ekstrakurikuler.
“Penerapan bahasa Kutai dan penggunaan baju adat merupakan langkah awal kami dalam melestarikan budaya lokal, meskipun kami masih menemui beberapa kendala,” pungkas Arhanuddin. (Adv/su)